Mariko
berasal dari keluarga pas-pasan, dengan tekad dan kemauan keras untuk
merubah nasibnya sebagai entertain, ia merantau ke Tokyo untuk mengikuti
audisi first generation AKB48. Tapi malangnya ia gagal pada suatu
wawancara. Malangnya lagi ia mendapat berita bahwa orang tuanya yang
berada di kampung tidak bisa lagi untuk membiayai hidupnya di Tokyo.
Akhirnya demi mencapai apa yang sudah menjadi cita-cita dan keinginannya
ia memutuskan untuk tetap tinggal di Tokyo dan berusaha untuk membiayai
hidupnya sendiri.
Kebetulan 48’s Cafe yang berada tepat di
depan theater AKB48 sendiri membutuhkan karyawan. Mariko pun melamar
pekerjaan dan diterima di cafe tersebut. Sambil bekerja ia selalu
mengharapkan suatu saatu ia akan tampil di panggung theater AKB48.
Mariko juga adalah seorang pelayan yang ramah dan akrab dengan
pelanggan. Karena itulah ia begitu disukai oleh semua pengunjung cafe
itu. Pada masa itu, AKB48 belum menjadi seperti saat ini. Di dalam
diri AKB sendiri banyak sekali masalah yang mereka alami. Dari tak ada
penonton yang menonton pertunjukkan mereka sampai penolakan dari
penonton. Namun mereka sendiri tidak menyerah. Mereka juga yakin bahwa
suatu saat mereka akan menjadi suatu grup idol yang dikenal oleh dunia.
Mariko sendiri turut membantu mereka (Member AKB)sebagai staff belakang
layar. Hampir setiap malam, di bulan Desember, selesai bekerja di cafe,
Mariko berdiri di pinggir jalan di depan gedung untuk membagi-bagikan
brosur tentang keberadaan Theater AKB48 yang sudah memulai pertunjukkan
namun sangat minim penonton. Hal itu bisa ia lakukan sampai larut malam.
Saat itu pula Mariko yang bukan member AKB48 turut merasakan kepedihan
dan penolakan dari masyarakat. Tidak jarang Mariko melihat brosur yang
dia bagikan dibuang dan disobek di depan matanya, dimaki orang karena
menghalangi jalan, beberapa kali hampir tertabrak sepeda.
Suatu
ketika, di bulan berikutnya, Januari 2006, manajeman AKB48 mengadakan
pemilihan/polling siapa member AKB48 terfavorit dari pengunjung 48’s
cafe. Namun di luar dugaan, dan tanpa disangka-sangka, Mariko terpilih
menjadi favorit pada waktu itu, padahal dia bukanlah member AKB48.
Bahkan para staff AKB48 sendiri sempat meragukan hal tersebut. Mereka
menyangka bahwa ada kesalahan pemilihan. Bayangkan saja orang yang bukan
member AKB48 dan hanya pelayan cafe tersebut terpilih menjadi anggota
terfavorit. Ternyata para penonton melihat dari sisi yang lain. Mereka
melihat perjuangan dan kerja keras dari Mariko untuk membantu Tim
tersebut, membagikan brosur dan mencari penonton. Mereka juga melihat
keinginan dan tekad keras Mariko untuk dapat masuk sebagai anggota
member AKB48. Setelah mendengar suatu kejanggalan dari polling yang
diadakan, maka Akimoto Yasushi, Presiden AKB48, datang dan menghampiri
Mariko di Cafe tempat ia bekerja. Akimoto datang sambil menyerahkan
sebuah CD dan Video dari koreografi dari single AKB48. CD tersebut
berisikan 12 lagu. Akimoto sendiri memberikan tantangan kepada Mariko.
“Jika kau bisa menghafal ke-12 lagu dalam album CD serta menghafal
seluruh gerakan tarinya dalam waktu 4 hari, saya ijinkan kamu bergabung
dengan AKB48 dan ikut tampil di pertunjukkan berikutnya”.
Akhirnya mulai dari hari itu, Mariko mulai berlatih keras, sampai lupa
tidur. Baginya ini merupakan kesempatan dan peluang besar untuk mencapai
apa yang sudah ia cita-citakan. Tidak ada alasan bagi dirinya untuk
menyerah pada keadaan. Kegagalan sekali itu bukanlah akhir dari
segalanya malahan menjadi suatu loncatan untuk dapat melompat lebih
tinggi (kata-kata ane sendiri itu bro/sist...hahah...) Akhirnya,
usaha dan kerja kerasnya selama ini membuahkan hasil. Tepat tanggal 22
Januari 2006, dia naik ke atas panggung dengan mengenakan kostum AKB48
dan namanya tercantum dalam Team A dan berhak ikut dalam single pertama
AKB48 berjudul “Sakura no Hanabiratachi”, yang dirilis bula Februari
2006. Impian mariko-pun menjadi kenyataan.
Pada pemilihan
senbatsu untuk single kek-13 pada bulan Juni/Juli 2009, namanya masuk di
urutan ketiga sekaligus terpilih sebagai anggota senbatsu untuk media.
Pada tahun yang sama, ia tampil dalam serial drama Gine Sanfujinka no
Onnatachi yang ditayangkan Nippon Televesion. Ketika AKB48
mengadakan perombakan personel pada tahun 2010, Shinoda bertahan sebagai
anggota tertua di AKB48. Dua rekannya yang lebih senior, Megumi Ohori
dan Noro Kayo lulus Februari 2010, diikuti Kazumi Urano pada bulan April
(ketiganya lalu dijadikan anggota SDN48). Hasil pemilihan anggota
senbatsu pada bulan Juni/Juli 2010 untuk singel ke-17 menempatkannya
sebagai anggota favorit urutan ketiga, posisi yang sama seperti tahun
sebelumnya.
Kariernya menanjak pada tahun 2011. Ia tampil
sebagai pemeran tetap dalam serial drama Taisetsu na Koto wa Subete Kimi
ni Oshietekureta di Fuji Television. Drama tersebut menempati waktu
tayang prima, Senin pukul 9 malam. Sebuah acara spesial yang menampilkan
dirinya mulai ditayangkan televisi NHK sejak 31 Maret 2011, Marikosama
no Orikousama! (Mariko Si Pintar!). Pemilihan anggota senbatsu pada
bulan Juni/Juli 2011 menempatkannya sebagai anggota favorit nomor empat.
Pada Turnamen Batu-Gunting-Kertas Singel ke-24 AKB48 yang diadakan 20
September 2011, Shinoda tampil sebagai juara. Ia kemudian mencoba
sebagai pengisi suara untuk film anime pendek Kami Usagi no Pero yang
diputar di bioskop-bioskop Toho pada bulan Oktober 2011. Pada singel
ke-24 AKB48 "Ue kara Mariko" yang dirilis 7 Desember 2011, Shinoda
untuk pertama kali dipasang pada posisi tengah depan.
Dan
sampai hari ini, Mariko masih memegang teguh prinsipnya. “Sesulit
apapun, asalkan kau terus berusaha dan tidak menyerah, hasil yang baik
akan selalu datang.” Sampai saat artikel ini ditulis sudah banyak sekali
prestasi yang ia peroleh, baik didalam diri AKB sendiri maupun di luar
AKB48. Ia menjadi bintang iklan, bintang film, seorang designer, pemilik
majalah dan masih banyak lagi prestasi lainnya.
0 komentar:
Posting Komentar